Menyambung artikel sebelumnya tentang permasalahan pada burung yang lumpuh, kali ini saya tertarik untuk membahas tentang burung yang suka berjumpalitan, salto, sering menjadi problem tersendiri. Burung yang suka salto ini kebanyakan adalah cendet atau pentet, kacer dan ciblek. Meski demikian ada juga burung murai batu, cucak ijo dan burung-burung jenis lainnya yang punya kebiasaan salto.
Berdasar pengalaman selama ini dan juga referensi yang ada, burung mempunyai kebiasaan salto adalah, pertama, karena stres; dan kedua karena adanya gangguan keseimbangan (vestibular system) dan yang ketiga adalah tidak nyamannya kondisi sangkar dan lingkungan.
Salto karena stres
Awal pertama burung salto adalah ketika dia stres karena dikurung dalam sangkar. Ketika dia berusaha untuk mencari celah untuk keluar, burung sadar untuk terbang ke arah samping tidak memungkinkan. Oleh karena itu dia mencoba terbang ke arah atas. Kebiasaan mendongak-dongak dan dilanjutkan dengan mencoba menerbos terbang ke atas tetapi tertahan atap sangkar ini, menyebabkan dia harus memutar badan (salto) untuk mendapatkan lagi keseimbangan tubuh saat hinggap lagi di tangkringan.
Semakin banyak mendapat stres, semakin banyak pula dia melakukan salto. Kebiasaan ini berlanjut meskipun dia sudah dalam kondisi jinak dan mapan. Biasanya, kesukaan untuk salto ini muncul ketika dia mendapat tekanan (stres), baik itu ketika diadu atau ketakutan pada sesuatu hal di lingkungan di mana dia berada.
Burung-burung yang suka salto dikarenan stres adalah burung-burung hasil tangkapan hutan. Burung-burung tangkapan hutan pada awalnya selalu berontak ketika mulai dikurung. Dia akan mencoba menerobos celah mana saja yang memungkinkan dia untuk lepas, termasuk ke arah atas. Dan karena hal seperti yang saya sebutkan di bagian atas, dia punya kebiasaan salto yang terbawa sampai ketika dia sudah mapan dan jinak.
Sementara itu burung hasil penangkaran jarang sekali memiliki kebiasaan salto. Kalau ada burung hasil penangkaran yang suka salto, maka penyebabnya bisa diduga adalah karena adanya gangguan keseimbangan. Hal ini akan saya bicarakan di bagian bawah.
Pencegahan dan pengobatan salto karena stres
Pencegahan agar burung tidak salto yang disebabkan stres adalah dengan menutup bagian atas sangkar ketika kita mendapatkan burung baru, terutama ketika kita mulai melatih menjinakkannya. Untuk masalah penjinakan, silakan baca artikel “Cara menjinakkan burung.”
Sedangkan untuk menghilangkan kebiasaan burung salto yang awalnya disebabkan stres, hampir bisa dikatakan tidak mungkin. Namun demikian bisa dicoba dengan cara selalu menutup bagian atas dengan kain atau bahan apa saja yang penting sangkar bagian atas tertutup.
Bisa juga dilakukan penambahan tangkringan yang cenderung mempet ke atap sangkar sehingga tidak ada ruang yang memungkinkan burung untuk salto. Jika memang sudah keterlaluan, bisa dicoba dengan cara mengumbarnya di sangkar besar sampai dia memasuki masa mabung. Ketika memasuki masa mabung, burung mulai dipindah ke sangkar kecil dan lakukan terapi mabung total.
Namun demikian tidak ada jaminan hal itu akan menghentikan kebiasaan salto pada burung. Tetapi tidak ada salahnya Anda coba berbagai kemungkinan yang bisa dilakukan.
Salto karena gangguan keseimbangan
Burung yang mempunyai kebiasaan salto karena gangguan keseimbangan disebabkan ada infeksi di pusat keseimbangan yang ada di bagian dalam telinga. Untuk masalah ini, Anda bisa membaca artikel “Kepala burung memutar, leher terpelintir, kaki sempoyongan, mengapa?”.
Pada kondisi akut, serangan pada gangguan keseimbangan ini bukan hanya menyebabkan burung salto, kadang kepala burung memutar-mutar. Dalam kondisi ini, biasanya setelah salto bukan kembali ke tangkringan tetapi ke dasar sangkar. Pada gejala awal, burung memang hanya suka salto karena dia mencoba mencari keseimbangan badan ketika terasa akan jatuh setelah mendongak-dongakkan kepala.
Burung yang punya kebiasaan salto karena gangguan keseimbangan ini bisa jadi hanya menampakkan gejala itu sesekali, atau hanya berlangsung beberapa hari. Setelah itu dia akan normal lagi tetapi bisa kambuh lagi setiap saat.
Sebagaimana saya tulis di artikel itu, terjadinya gangguan di pusat keseimbangan ini bisa disebabkan oleh beberapa kemungkinan.
1. Terdapat luka di bagian dalam telinga sehingga sistem keseimbangan dalam tubuh (vestibular system) terganggu. Jika hal itu bisa dipastikan sebagai penyebabnya, maka penyembuhan luka dengan antibiotik adalah solusinya.
Artinya, jika penyebabnya memang karena adanya luka atau gangguan pada bagian dalam telinga, maka setelah gangguan hilang atau luka sembuh, maka kebiasaan salto akan hilang.
2. Infeksi jamur bisa menjadi penyebab timbulnya gangguan pada keseimbangan burung. Jika hal ini yang terjadi bisa diobati dengan obat untuk manusia yang dalam referensi mengenai hal ini di ladygouldianfinch.com disebut suspensi nastitin. Namun karena untuk obat ini perlu resep dokter, maka penggunaannya pun harus seusai petunjuk dokter.
3. Artikel di sebuah majalah hewan peliharaan yang ditulis Louise Bauck BSc DVM MVSc, dokter hewan dari Avicultural Hagen Research Institute, Montreal, menyebutkan bahwa virus paramyxovirus tipe 111 merupakan virus penyebab gangguan keseimbangan pada berbagai burung jenis finch.
Diakui, sulit mendiagnosa penyakit ini bahkan pada burung yang sudah mati. Namun hal itu dikaitkan dengan adanya peradangan pada pankreas ketika dilakukan pembedahan tubuh burung yang sudah mati. Jika virus tersebut adalah penyebabnya, maka tidak ada pengobatan yang bisa dilakukan.
4. Faktor genetik juga diketahui menjadi biang keladi penyakit “burung berputar-putar” yang dalam gejala awal hanya menyebabkan burung punya kebiasaan salto. Hal ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan Joanne pada burung-burung gouldian. Jika burung Anda sering salto karena faktor keturunan, dia hanya menyarankan hendaknya kita tidak menggunakan wadah besar untuk minuman burung karena jika tidak terkontrol burung bisa mati tenggelam ketika salto atau berputar-putar dan kepalanya masuk ke dalam air.
5. Kekurangan nutrisi (vitamin dan mineral) tidak disebutkan sebagai penyebab penyakit ini. Namun demikian, masalah kecukupan nutrisi tidak bisa diabaikan karena banyak sekali gejala penyakit pada burung yang penyebab awalnya adalah kekurangan nutrisi. Burung yang suka menarik ke belakang kepalanya, sampai mendongak hampir jatuh dan mendorong dia salto untuk mendapatkan keseimbangan, bisa disebabkan oleh karena kekurangan mineral magnesium (Mg).
Berdasarkan poin-poin di atas, saya sarankan bahwa mencegah adalah lebih baik daripada mengobati. Pastikan burung Anda terbebas dari jamur, terbebas dari kemungkinan infeksi dan perkuat daya tahan tubuh dengan asupan nutrisi yang tepat dan seimbang.
Kunjungi tips lainnya tentang cara betina kenari 4 bulan bisa cepat bertelur
0 Response to "Cara Jitu Mengobati Burung Salto "
Posting Komentar